Selasa, 15 Oktober 2019

English Youth Community Sukses Menggelar WeNA 5 Bertajuk "Be Range in 5ero Kestrel irradiate"


  English Youth Community  (E-YouC) Makassar menggelar kegiatan WeNA 5 (Welcoming New Agent) di Bumi Perkemahan LPM Bontoparang, Kec. Parangloe, Kab. Gowa yang berlangsung selama dua hari 1 malam pada tanggal 12-13 Oktober 2019. Kegiatan ini merupakan agenda  tahunan English Youth Community. Peserta tampak antusias mengikuti acara hingga selesai.

   Berbeda dengan sebelumnya, daftar peserta pada tahun ini sebanyak 36 orang. Tak hanya dari UIN,  peserta WeNA ada juga yang dari Universitas Muslim Indonesia,  Institut Parahikma Indonesia dan STIEM.  
Salah satu peserta mengungkapkan alasannya untuk memutuskan bergabung dengan organisasi ini. “Selain ingin meningkatkan skill bahasa inggris saya, juga ingin meningkatkan jiwa sosial saya. E-YouC inilah tempatnya,” ungkap Nurul.

  Seperti yang ditekankan, kegiatan ini sama sekali tidak ada kekerasan di dalamnya. Adapun untuk bagian survival, tidak lain hanyalah untuk melatih mental para peserta serta terciptanya kekompakan satu sama lain yang tentunya akan sangat berguna untuk bisa berproses di E-YouC.
Ketua panitia WeNA 5, Ahmad Nur Safaat mengatakan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekedar ajang perekrutan anggota baru, tapi ini juga merupakan suatu bentuk proses bagi para panitia.
 “Persiapan kegiatan ini cukup menguras tenaga, waktu serta pikiran kami.  Berbagai masalah, rintangan datang bertubi-tubi. Dari sini, saya sadar akan tanggung jawab saya sebagai ketua panitia sangatlah besar. Kekompakan para panitia sangat nampak. Lelahnya kami akhirnya terbayarkan dengan kesuksesan kegiatan ini,” tuturnya.
Presiden English Youth Community periode 2019-2020, Musli Hasdim mengutarakan harapannya.
“Saya berharap kalian mampu berproses di E-YouC. Ada kalanya sifat jenuh itu muncul.Tapi ingat, jangan pernah sekalipun berpikir untuk meninggalkan E-YouC, karena kita semua adalah keluarga disini,” jelasnya.



author: Siti Aminah

Jumat, 13 September 2019

Indonesian Foreign Minister Retno Marsudi opened his voice regarding the support of two Papuan New Guinea governors for the Papua referendum.


Jakarta, CNN Indonesia - Indonesian Foreign Minister Retno Marsudi opened his voice regarding the support of two Papuan New Guinea governors for the Papua referendum. On the sidelines of a meeting with the House of Representatives (DPR) commission, Retno stressed that the attitude of the Papua New Guinea government has not changed in the past. "The position of the Papua New Guinea government has not changed, in the sense that they continue to support the sovereignty of the territory of the Republic of Indonesia. That was conveyed by the Prime Minister and his Minister many times," Retno told reporters on Wednesday (9/11).
The statement was made by Retno following a demonstration by thousands of Papuan New Guinea residents in the Capital City of Port Moresby as a form of solidarity with West Papua's independence yesterday. The demonstration was led by Governor of Port Moresby Powes Parkop.  Parkop said that residents of Papua New Guinea consider West Papuans the same as their families.  He said the residents of Papua New Guinea helped "feel the suffering of the citizens of West Papua". "When a crime has been committed against our tribe and our clan members, it also hurts us," Parkop said.
The statement was made by Retno following a demonstration by thousands of Papuan New Guinea residents in the Capital City of Port Moresby as a form of solidarity with West Papua's independence yesterday.
Quoted by Radio New Zealand, Parkop said because of the failure that Papuans rebelled to express what was in their minds and hearts. According to him, the demonstration of the citizens of Papua New Guinea to support the people of West Papua has just begun. "We will expand this campaign and mobilize the whole country," he said.
Source : CNN Indonesia

1.      What do you think, is the action taken by Papua New Guinea against West Papua considered too excessive or too meddling in Indonesian affairs?
2.      What actions should be taken on the worlds put forward by Papua New Guinea?
3.      Give advices on the steps that Indonesia must take to resolve the problem of independent Papua?

Selasa, 19 Maret 2019

Islamic Institute English Club turut serta dalam Freemeeting English Youth Community

Islamic Institute English Club turut serta dalam
Freemeeting English Youth Community 

‌Sabtu, 16 Maret 2019, English Youth Community kembali menyelenggarakan salah satu kegitan mingguan yang disebut dengan Freemeeting. Kegiatan tersebut dihadiri oleh beberapa agent ( member dri E-YouC ) dan dihandel langsung oleh salah satu founder English Youth Community.
Berbeda dengan Freemeeting sebelumnya, dalam kegiatan hari itu, freemeeting turut diramaikan oleh salah satu English Club Polman yang disebut dengan Islamic Institute English Club (ILC). Adapun maksud kedatangan dari ILC ialah sebagai ajang silaturahmi dngan beberapa komunitas di Makassar , sementara E-YouC termasuk salah satu dari komunitas yg dikunjungi. Agent yg pada saat itu sedang melakukan kegiatan freemeeting dengan senang hati menyambut teman-teman yg datang.

Imam , salah satu advisor dari ILC mengatakan, "kami sangat senang bisa bertemu langsung dengan teman-teman dari E-YouC "dalam kesempatan itu baik E-YOUC maupun ILC , kedua nya saling berbagi tentang program - program yang dimiliki dari keduanya. Keduanya memiliki program-program yg didesain sebagai salah satu cara yang dapat mendukung kemampuan para member dalam berbahasa inggris.
Adapun program belajar yg dimiliki E-YOUC seperti Freemeeting , intensive meeting, english camp, english day, agents day out  dan TOEFL training, Sedikit berbeda dari program yang dimiliki E-YouC , ILC sendiri memiliki program seperti kelas Vocabulary  yg di mana dalam kelas ini member fokus pada pnguasaan kosa kata (vocabulary).
Adapun kelas yang ke-dua yaitu kelas pronunciation di mana member dibantu dalam penguasaan expression dan kelas terakhir ialah kelas public speaking di mana dalam kelas ini ,member akan dilatih  untuk mengembangkan skill berbicara di depan umum. Selain dari segi program, perbedaan yang ada di antara keduanya ialah  ILC ialah sebuah English club yang berada pada naungan kampus. Sementara E-YOUC sendri merupkan komunitas yang berdiri sendri atau bersifat independent.  Dari pertemuan hari ini, E-YouC dan ILC berencana akan melalukan kolaborasi ke depannya. Kegiatan tersebut ditutup dengan sesi foto bersama.